BERBAGAI MODEL/FRAMEWORK YANG BIASA DIPAKAI UNTUK MANAJEMEN STRATEJIK
A. SWOT ANALYSIS
![]() |
SWOT merupakan singkatan dari Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats. Seperti namanya, Analisis SWOT merupakan teknik perencanaan yang berguna untuk Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) dalam suatu proyek, baik proyek yang sedang berlangsung maupun perencanaan proyek baru. Analisis SWOT tidak hanya dapat digunakan dalam bisnis, namun juga dapat digunakan secara pribadi dalam pengembangan karir diri sendiri. Tujuan utama dari analisis SWOT adalah agar dapat mengoptimalkan kekuatan dari perusahaan dan meminimalkan kelemahan dari perusahaan itu sendiri, serta memanfaatkan peluang yang ada dan mengatasi ancaman yang akan datang. SWOT itu sendiri merupakan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik dalam melakukan strategi. SWOT sebenarnya biasa dilakukan di setiap harinyaa, implementasi SWOT sangat bergantung pada situasi dan kondisi dari perusahaan, baik dalam situasi kondisi internal ataupun eksternal. SWOT juga biasa digunakan suatu perusahaan saat melakukan environmental scanning.
B. PEST ANALYSIS
PEST merupakan singkatan dari POLITICAL, ECONOMY, SOCIAL, TECHNOLOGICAL. Sehingga dapat dikatakan bahwa analisis PEST adalah analisis atau alat perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi dampak faktor-faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi pada suatu proyek. Pada dasarnya, analisis PEST dapat membantu kita menentukan bagaimana faktor Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi akan memengaruhi kinerja dan kegiatan bisnis dalam jangka panjang. Analisis PEST ini sering digunakan bersama dengan alat analitik bisnis lainnya seperti analisis SWOT dan Porter's Five Forces untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang suatu situasi dan faktor-faktor internal dan eksternal terkait.
Analisis PEST dapat dipergunakan pada saat perusahaan ingin mengidentifikasi permasalahan yang ada diluar kendali perusahaan, namun tetap memiliki dampak terhadap perusahaan. Analisis ini tidak tidak bertujuan untuk mencari solusi atau mencari strategi untuk memecahkan permasalahan yang muncul, namun lebih kepada identifikasi permasalahan tersebut dan apa dampaknya terhadap perusahaan.
C. PORTER'S FIVE FORCES
Matriks Ansoff, juga disebut Product / Market Expansion Grid, adalah alat yang digunakan oleh perusahaan untuk menganalisis dan merencanakan strategi mereka untuk pertumbuhan. Matriks ini menunjukkan empat strategi yang dapat digunakan untuk membantu perusahaan tumbuh dan juga menganalisis resiko yang terkait dengan setiap strategi. Matriks ini dikembangkan oleh ahli matematika dan manajer bisnis terapan H. Igor Ansoff dan diterbitkan dalam Harvard Business Review pada 1957. Ansoff Matrix membantu banyak pemasar dan pemimpin memahami resiko mengembangkan bisnis mereka. Ada empat strategi dari Ansoff Matrix, yaitu:
C. PORTER'S FIVE FORCES
Teori ini menjelaskan proses penciptaan value yang terjadi di dalam perusahaan melalui suatu aktivitas utama disertai aktivitas pendukung. Menurut Porter, secara umum aktivitas utama itu terdiri dari logistik ke dalam (inbound logistics), operasi dan produksi, logistik ke luar (outbound logistics) atau distribusi, pemasaran dan penjualan, serta layanan kepada pelanggan. Sedangkan aktivitas pendukung semua aktivitas utama di atas secara umum terdiri dari pengadaan, manajemen sumber daya manusia, pengembangan tekonologi, serta infrastruktur yang terdiri seperti keuangan, akuntansi, dan administrasi.
Michael Porter juga mengembangkan Five Force's Analysis atau biasa disebut Porter's 5 Forces yang adalah kerangka untuk menganalisa industri dan pengembangan. Lima kekuatan itu adalah :
- Rivalry Among Existing Competitor : Dari persaingan dengan kompetitor ini menjadi penentu dalam berbisnis, perusahaan harus juga dapat bersaing untuk dapat mengendalikan pasar.
- Thread of New Entrants : Banyak pembisnis yang membuat keputusan yang justru terlena karena keberhasilannya sehingga tidak memperhitungkan organisasi maupun perusahaan kecil yang sewaktu-waktu justru dapat menjadi pesaing pangsa pasar.
- Suppliers' Power : Menunjukan seberapa besar perusahaan ini membutuhkan/ketergantungan pada suppliernya. Semakin banyak pilihan supplier yang ada, maka semakin mudah pula untuk membandingkan para supplier untuk mendapatkan harga yang lebih terjangkau.
- Buyers' Power : Dalam situasi persaingan yang hebat, penawaran pembeli dapat dilihat dari jumlah produk yang terjual, bila produk tergolong terjual sedikit maka dapat diartikan konsumen menyatakan bahwa harga tersebut tidak cocok maka perusahaan harus bisa menyesuaikan harga dengan permintaan dan kebutuhan pelanggan.
- Threat of Subtitute : Ini mempertimbangkan kemungkinan pelanggan menghasilkan produk/layanan seperti yang perusahaan hasilkan. Ancaman ini terjadi apabila pembeli maupun konsumen mendapatkan produk pengganti yang memiliki kualitas lebih baik dengan biaya pengalihan yang rendah.
D. ANSOFF MATRIX
Matriks Ansoff, juga disebut Product / Market Expansion Grid, adalah alat yang digunakan oleh perusahaan untuk menganalisis dan merencanakan strategi mereka untuk pertumbuhan. Matriks ini menunjukkan empat strategi yang dapat digunakan untuk membantu perusahaan tumbuh dan juga menganalisis resiko yang terkait dengan setiap strategi. Matriks ini dikembangkan oleh ahli matematika dan manajer bisnis terapan H. Igor Ansoff dan diterbitkan dalam Harvard Business Review pada 1957. Ansoff Matrix membantu banyak pemasar dan pemimpin memahami resiko mengembangkan bisnis mereka. Ada empat strategi dari Ansoff Matrix, yaitu:
- Market Penetration: Berfokus pada peningkatan penjualan produk yang ada ke pasar yang ada.
- Product Development: Ini berfokus pada memperkenalkan produk baru ke pasar yang ada.
- Market Development: Strateginya berfokus pada memasuki pasar baru menggunakan produk yang sudah ada.
- Diversification: Ini berfokus pada memasuki pasar baru dengan memperkenalkan produk-produk baru.
E. PORTER GENERIC STRATEGY
Posisi relatif dari perusahaan dalam industrinya yang menentukan apakah profitabilitas perusahaan berada di atas atau di bawah rata-rata industri. Dasar integritas dari daya laba di atas rata-rata dalam jangka panjang adalah keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Ada dua jenis dasar keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan: biaya rendah atau diferensiasi. Dua jenis dasar keunggulan kompetitif dikombinasikan dengan ruang lingkup kegiatan yang ingin dicapai perusahaan, mengarah pada ketiga strategi umum untuk mencapai kinerja dalam suatu industri: Cost Leadership, Differentiation, dan Focus.
- Cost Leadership : Dalam kepemimpinan biaya, perusahaan menetapkan untuk menjadi produsen berbiaya rendah di industrinya. Sumber keunggulan biaya bervariasi dan tergantung pada struktur industri.
- Differentiation : Dalam strategi diferensiasi perusahaan berusaha untuk menjadi unik dalam industrinya di sepanjang beberapa dimensi yang dihargai oleh pembeli.
- Focus : Strategi generik fokus bertumpu pada pilihan lingkup kompetitif yang sempit dalam suatu industri.
SUMBER :





Komentar
Posting Komentar